CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 01 Maret 2013

Sayyidah Aisyah ra., dalam Berpakaian


 
Salah satu tanda kepribadian seseorang, bisa kita lihat dari bagaimana mereka berpakaian. Pada umumnya, hal tersebut memang memiliki keterkaitan yang cukup erat. Karena dalam hal berpakaian, jarang sekali yang memilih pakaian yang dikenakannya tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Terlebih, bagi mereka yang memegang erat prinsip-prinsip, “aji neng rogo, soko busono” atau “harga diri seseorang, dari pakaiannya.” Dalam hal berpakaian sendiri, terkadang memang setiap orang memiliki tolok ukur nilai yang berbeda-beda.

Di zaman modern seperti sekarang ini, kecenderungan pakaian yang diagungkan adalah pakaian-pakaian yang justru mengumbar aurat dan harganya mahal. Semakin minimnya bahan pakaian, sehingga auratnya bias di lihat orang lain, hal tersebut dinilai memiliki sensasi fashion modern dengan tingkat kualitas tinggi. Begitu pun juga dengan pakaian yang harganya mencapai jutaan bahkan ratusan juta rupiah, dianggap akan senantiasa menaikkan derajat harga diri pemakainya.

Dalam syariat Islam, nilai-nilai pakaian yang dianjurkan berbeda dengan nilai yang biasa diterapkan oleh Negara-negara Barat. Dalam Islam, tidak diperkenankan  memakai pakaian yang terbuka batas auratnya. Atau pakaian yang bolong, sehingga auratnya kelihatan. Dalam Islam, aurat adalah sesuatu yang harus dijaga dari pandangan orang-orang yang bukan muhrim. Karena hal tersebut bisa memacu nafsu sahwat, yang dibenci Allah SWT.

Allah  SWT berfirman :

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya…….” An-nur : 31

 Rasulullah SAW, “Aku terbebas dari wanita yang menggundul rambut kepalanya, berteriak dengan suara keras dan merobek-robek pakaiannya (ketika mendapat musibah).” (HR. Muslim).

Selain itu, nilai pakaian yang bisa meningkatkan derajat orang muslim adalah perihal kebersihannya. Jadi dalam Islam, pakaian yang bagus, selain menutup aurat, juga harus bersih. Dalam artian bersih dari kotoran dan yang tidak terkena najis, sehingga bisa dipakai untuk sholat.

Dari Jabir ra., Rasulullah SAW pernah mengunjungi kami, lalu beliau melihat seorang laki-laki yang mengenakan pakaian kotor, maka beliau pun bersabda,”Orang ini tidak mempunyai sabun yang dapat digunakan untuk mencuci pakaiannya.” (HR Muslim)

Pakaian bagus dalam Islam bukanlah pakaian yang kepanjangan. Sehingga ketika dipakai ujungnya menjulur mengenai tanah. Pakaian yang demikian itu justru tidak disukai dalam Islam, karena rentan sekali terkena najis yang tidak diketahui.

Sayyidah Aisyah juga sangat memperhatikan pakaian yang dikenakannya. Ia sebagai sosok yang sangat cantik, dengan kulit putih kemerah-merahan, dengan wajah yang berseri-seri, ia selalu mengenakan pakaian yang bisa melindungi auratnya, sehingga tidak bisa dilihat oleh orang lain yang bukan muhrim.

Dalam hal berpakaian, Aisyah juga mempertimbangkan keindahan pakaiannya. Indah bukanlah berarti harus mahal. Aisyah seringkali mengenakan pakaian yang diberi pewarna dari za’faran agar terlihat semakin indah. Selain itu, ia juga senantiasa menjaga pakaiannya agar senantiasa bersih dan suci. Setiap pakaiannya kotor, ia pasti langsung mencucinya hingga bersih. Baru ia kenakan kembali.

Seumur hidupnya pernah sekali Aisyah memiliki pakaian mahal, seharga sekitar lima dirham. Pakaian tersebut seringkali dipinjam oleh para pengantin saat mereka melangsungkan pernikahan. Selain itu, ia hanya memiliki pakaian biasa. Dengan demikian, Aisyah sekalipun seorang perempuan yang cantik, sekaligus istri Rasulullah SAW, hal tersebut tiidak membuatnya mengharuskan diri memakai pakaian yang mahal. Ia juga tidak memiliki banyak pakaian. Bahkan ia salah satu wanita yang sangat zuhud.

Hal ini tentunya sangat berbeda dengan gaya wanita-wanita modern seperti sekarang ini. Sehingga ia terus berganti-ganti pakaian di setiap kegiatan.

Akan tetapi sekalipun Aisyah hanya memilki pakaian sedikit dan hanya sekali memiliki pakaian yang mahal. Ia tetap menjadi sosok wanita yang sangat cantik dengan pakaian sederhana yang dikenakannya. Selain itu ia pun tetap menjadi salah satu wanita yang sangat dihormati di masanya. Dengan demikian, hal tersebut menjadi salah satu petunjuk bagi kita semua bahwasanya sejatinya keindahan sejati itu muncul bukan dari luar. Justru keindahan yang memancar dari dalamlah yang membuat siapa saja menjadi lebih cantik dan menawan.

Sumber : Syahid Ahmad Al Kasyaf. 2012. “Aisyah Sang teladan kekasih Allah”. Jakarta : Al Maghfiroh

0 komentar:

Posting Komentar