CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 01 Maret 2013

Katakanlah Kesenangan Dunia Itu Hanya Sebentar


 
Jika Rasulullah adalah pemimpin bagi orang-orang bertaqwa, maka Fatimah tentu saja termasuk wanita yang paling bertakwa. Dalam kehidupannya yang sederhana, ia tetap mempertahankan imannya. Ia juga bersikap zuhud, merasa puas dengan apa yang ada dari dunia. Perhiasan dunia, di mata Fatimah tak lebih dari sebutir debu.

Fatimah sangat menyadari bahwa Ridha Allah SWT dan Rasul-Nya jauh lebih bernilai dari perhiasan dunia. Ia bersemboyan pada firman Allah : “…Katakanlah, kesenangan di dunia ini sebentar, dan akhirat lebih baik bagi orang yang bertakwa…”(QS. An Nisa : 77)

Karena itu maka akhirat menjadi tujuan utamanya, dan ia berusaha keras mencapai tujuan itu agar termasuk dalam orang-orang yang disebut Allah SWT dalam firman-Nya:

“Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh, sedang ia orang mukmin, maka mereka itu orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al Isra : 19)

Fatimah Az Zahra terus menapaki jalan menuju ridha Allah bersama suaminya. Ia memilih hidup dalam keadaan zuhud, tidak berlebih-lebihan dalam urusan dunia. Ia mencintai kesederhanaan ketimbang bermewah-mewahan sama seperti ayahnya, Rasulullah yang mulia.

Ali sebagai contohnya, adalah sosok dari pemuda yang memiliki pandangan jauh ke depan. Dia dikagumi karena kepahlawanan, pengorbanan, dan sifat-sifat baik yang dia miliki. Membaca kisahnya seakan-akan itu fiksi padahal itu nyata. Ada dalam fakta sejarah bahwa manusia terbaik seperti itu pernah ada. Dhirar bin Dhamran al-Kinani berkata tentang Ali :

“Ali adalah sosok yang memiliki pandangan jauh ke depan. Kekuatan fisiknya tidak diragukan. Ucapannya menjadi penentram hati. Keputusannya memberikan keadilan. Ia tidak tertarik dengan kemewahan dunia. Ia lebih akrab dengan gelapnya malam. Mudah menangis karena takut kepada Allah. Pikirannya mendalam, ia sering melakukan instrospeksi diri. Ia senang dengan pakaian dan makanan yang kelas rendah. Melihat kepribadian dan sikapnya, banyak orang jahat bertaubat dan orang lemah menjadi punya harapan kembali.”

Sungguh, kata Dhirar, aku pernah melihatnya khusyu’ di suatu malam gelap gulita saat semua warga sudah tertidur lelap.

“Aku melihatnya khusyu’ di masjid sambil menangis tersedu-sedu. Aku mendengar ia mengucapkan,’Wahai kesenangan dunia, apakah kamu mencoba merayuku?’ Sungguh , aku tidak akan tergoda. Pergilah. Rayulah orang lain. Sungguh, aku tidak akan mendekatimu. Usiamu hanya sebentar dan hina pula. Namun kamu sangat berbahaya.” Demikian kata Dhirar bin Dhamran.

Sikap kesederhanaan dan zuhud terhadap dunia ini juga rasanya kita butuhkan saat ini. Sikap hedonism yang sangat terpukau dengan dunia patut dikikis pelan-pelan dan ditempatkan pada posisi yang rendah. Akhirat yang kekal saja yang harus menjadi perhatian kita semua, dengan tentu saja tidak melupakan rezeki dan kebutuhan kita di dunia.

Sumber
 Syukur, Yanuardi.2012.“Fatimah Az Zahra, Sosok wanita Paling Berpengaruh”.Jakarta : Al Maghfiroh.