Oleh RA
Hampa sunyi tutupi dunia
Kilat-kilat menyambar, menggertak silih berganti
Burung-burung pun berjatuhan mati
Awan kelam mendekat rapat
Tutupi celah cahaya
Gelap memuncak
Kau pergi tiada arti
Tinggalkan bunga layu tak bertuan
Air tak diberi, pupuk tak dibagi
Rapuh.....
Menunggu waktu
Akankah mati seperti burung-burung itu ?????
“Kak............”
chika menangis dipelukan sang kakak, seseorang yang menjadi pendengar dan penasihatnya dalam hidup. Kakak, seseorang yang menggantikan sosok seorang ayah, yang selalu menjaga dan menghiburnya saat dalam keadaan seperti apapun.
“Kamu kenapa dek ?” tanya Riza
“cerita sama kakak ya.” tambahnya
“Fiko mutusin aku kak, sakit banget kak.” lirih Chika
tangisnya semakin meledak, membuatnya sulit bernafas dan berbicara.
“ya ampun, sekarang coba kamu tarik nafas yang dalam ya. Tarik nafas...tahan...hembuskan” Riza menenangkan chika.
“kamu lakukan nafas seperti itu dulu ya, kakak ambilin minum dulu.” Pesan Riza.
Sementara Riza mengambilkan minum untuknya. Chika melakukan apa yang diperintahkan Riza. Dia menjadi lebih tenang dan bisa mengatur nafasnya kembali.
“Ini diminum dek.” Kata Riza
Chika pun meminum airnya.
“Makasih kakak. Ade udah tenangan kok” ucap Chika
“Alhamdulillah kalo kamu udah tenangan. Udah bisa cerita, dek?” tanya Riza
Chika mengangguk
“Fiko jahat banget kak, dia mutusin aku sepihak tanpa mikirin gimana perasaan aku. Dia bilang kalo dia udah gak sayang lagi sama aku. Aku dibilang manja, suka gangguin dia, dan dia bosen sama kata-kata sayang dari aku. Padahal aku selalu gangguin dia pagi-pagi supaya dia ga telat kuliahnya tapi dia persepsiinnya kaya gitu. ” kata Chika sambil air matanya terus menetes.
“Hati aku sakit banget kak, dia ngomong kayak gitu tanpa perasaan, apa dia gak ngerasaain sama apa yang udah kita lewatin sama-sama. Dia juga bilang kalo ibunya mau dia mencari jodoh yang sama sukunya kak. Yang paling jahat dia bilang kalo dia suka cinlok kak. Aku kecewa kak, semua janji yang pernah dia ucapin semuanya bohong. Seseorang yang aku anggap lembut dan setia ternyata ngebuat aku kayak gini. Sakit kak.” Lirih chika
“Oh jadi gitu ceritanya. Udah puas nangisnya?” tegas Riza
Chika hanya menatap kakaknya itu dengan wajah bingung.
“apa setelah kamu nangis, dia bakal kembali lagi buat kamu? Apa sih yang kamu takutin dek ? ” tanyanya lagi.
“Aku takut gak bisa tanpa dia kak, aku sayang banget sama dia kak.” Jawab Chika
“Bodoh... dulu kan kamu juga nggak kenal dia. Kamu baru kenal dia beberapa bulan ini kan? Apa yang dia perbuat sama kamu, kesenangan sesaat dan kemudian luka. Apa itu yang namanya cinta dek?” tegas Riza
“aku nggak tau kak. Aku masih gak percaya dia ngelakuin ini, dia lembut dan penuh perhatian. Kenapa aku masih percaya kalo dia gak mungkin nyakitin aku” ucap Chika
“buka mata dan hati kamu sayang. Jangan dibutakan sama cinta palsu itu. Jadilah manusia yang kuat.” Riza menasihati
“aku perempuan kak, perempuan itu selalu menggunakan hatinya makanya lemah. Sementara laki-laki, mereka selalu menggunakan logikanya” balas Chika
“Apa kamu fikir hanya laki-laki aja yang harus kuat. Kamu salah, semua manusia itu sama buat kakak. Justru kakak sangat menghormati wanita yang kuat, seperti ibu. Ibu membesarkan kita sendiri dari kecil tanpa seorang suami. Bisa kamu bayangkan perasaannya ?” lirih Riza
“kakak...” Chika menatap kakaknya dengan penuh arti
“Dek, kakak pengen kamu jadi wanita yang kuat jangan cengeng gini. Kamu hanya belum terima kenyataan kalo kamu menaruh harapan dan cinta kepada seorang yang salah.” Riza meyakinkan
“Aku takut gak bisa tanpa dia kak. Andai aja dulu aku gak pacaran sama dia, pasti gak akan kaya gini jadinya” sesal Chika
“huh, ngeyel banget sih kamu jelek. Udahlah, gak boleh kamu nyeselin apa yang udah terjadi kan. Sekarang kakak tanya, apa kamu bakal mati kalo gak ada dia?” tanya Riza
“aku rasa nggak kak” Jawab chika
“ya emang enggak lah, oon banget sih kamu dek, kayak gitu tuh bukan dirasa tapi difikir.” Ledeknya
“aaaaaaaaaaa kakak mah ngeledek mulu sih” Chika kesal
Riza memegang kedua lengan Chika sambil berkata,
“Dek, cinta itu indah. Cinta itu memberi dengan tulus,jadi jangan pernah kamu mengharap balasan dari semua itu. Kelak Allah akan menunjukkan kepada yang benar kok. Satu lagi, kamu punya Allah, Dia gak pernah tidur. Sekalipun di dunia ini gak ada ayah, ibu atau kakak bahkan semua orang, kamu gak akan sendirian karena kamu punya Allah, Dia selalu merhatiin kamu.” Riza mengelus rambut sang adik
“Kakak, aku sayang sama kakak. Makasih udah nasehatin aku.”
Chika memeluk kakaknya.
“Iya, anggap aja semua ini teguran dari Dia ya, karena kamu lebih mencintai makhluk ciptaan-Nya dibanding Dia” kata Riza.
“Kok kakak ngomongnya kayak gitu” Chika melepaskan pelukan dan bingung tak mengerti.
“Ya abis, kamu selalu lebih mentingin si Fiko sih. Kakak merhatiin tingkah laku kamu tau” tegur Riza
“Gitu ya kak? Aku mau minta maaf sama Allah, kak.” Sesal Chika.
“Ya udah mendingan kamu solat gih sekarang. Daripada nangis gak jelas, jelek tau. hehe” ledek Riza.
“Ihhhh kakakkkkk....” teriak Chika.
“Oya kak, ternyata ada hikmahnya juga ya, aku kayak gini” tambahnya.
“Emang kenapa lek?” tanya Riza
“Karena aku bisa ngeliat kakak lembut dan ngucapin kata-kata yang indah banget. Biasanya kan kakak masa bodoh orangnya, rese, suka ngeledek lagi” balas Chika .
“Tuh kan awalnya doang dibagus-bagusin, belakangnya GAK ENAK”
“Awas lo yah” canda Riza sambil mencubit pipi Chika
“Aduh sakit kak pipi dede, ampun.” Chika meringis kesakitan
“Hehehehe”
Riza puas meledek adiknya.
Riza lalu memeluk Chika dengan penuh kasih sayang
“Yaudah sekarang solat ya, kakak balik ke kamar dulu.” ucap Riza
“Iya kak” Chika tersenyum bahagia
“Janji jangan nangis lagi oke” tambah Riza
“Oke bos” balas Chika
Dalam hati
*tumben banget si kakak berubah 180˚ gitu. hahaha
******
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah SWT (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata,”Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah,”Ini telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.”1
Tapi semoga bermanfaat yaaaaa^o^
Although in this world, there aren’t father, mother or brother moreover people. You aren’t alone because you have Allah. Allah’s love is the best for you.
*****
Hadits di atas shahih. Diriwayatkan oleh Muslim (no.2664); Ahmad (II/366,370); Ibnu Majah (no.79,4168); an-Nasa-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no.626,627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil Atsar (no.259,260,262); Ibnu Abi 'Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no.356).
Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Hidayatur Ruwat ila Takhriji Ahaditsil Mashabih wal Misykat (no.5228)
5 komentar:
iaaa... cerita'y dari pengalaman sndiri y?? hehe
#bcanda
kunjungi blog ana jg y.. :D
ana-syarifa.blogspot.com
hehe
sedikitttt naaaaa :D
tapi keren iaa... ;)
hihihi
smoga manfaat ya.
iaa lgi sneng bikin crita gini... hehe :P
Posting Komentar